Riauantara.com | KAMPAR - Ketua DPRD Riau Hj. Septina Primawati MM meninjau langsung korban banjir di Desa Buluhcina, Kecamatan Siak Hulu, Kampar, Rabu (08/03/2017). Saat berdialog, Septina mengatakan ada keinginan warga untuk direlokasi, karena pemerintah harus bisa memikirkan solusinya.
Dalam kunjungan siang ini, Septina sempat berdialog dan menyerahkan bantuan pada warga korban banjir. Desa Buluhcina merupakan kawasan yang kerap dilanda banjir tahunan. Kondisi ini terjadi dalam beberapa hari ini, akibat luapan sungai Kampar. "Saya tadi sudah berdialog dengan warga, ternyata ada keinginan warga untuk pindah direlokasi ke tempat aman banjir.
Tapi mereka mengaku tak punya uang, karena itu pemerintah daerah saya harap bisa untuk mencari solusi bagaimana nasib masyarakat. Kasian juga kan kondisinya," kata Septina Primawati. Menurut politisi Golkar ini, apa yang menjadi keinginan masyarakat perlu dibicarakan lebih lanjut. Solusinya bisa saja rumah-rumah di daerah ini dibangun dalam bentuk rumah panggung, atau mungkin juga dipindahkan ke tempat lebih baik. Tapi tentu harus dibicarakan, sehingga masyarakat yang menjadi korban ini terbantu," tuturnya.
Sementara Kepala Desa Buluhcina, M. Ralis T dalam kesempatan itu menyebutkan, banjir di desa tersebut sudah terjadi selama sepekan. Meski tidak tergolong banjir besar seperti tiga tahun lalu, tetapi kehidupan ekonomi warga terganggu.
"Warga terdampak banjir ada sekitar 100 rumah atau sekitar 400 orang. Akibat banjir ekonomi terganggu, karena tanaman tak bisa panen, untuk mencari ikan juga sulit. Kami sangat berharap ada bantuan untuk makanan untuk meringankan warga kami,"ujar Ralis.
Ia mengatakan, selama banjir, warga juga tak bisa memanen. Sehingga mengandalkan kebutuhan pokok yang terbatas. Namun untuk menjaga kesehatan, sudah dibuka posko di Kantor Desa. "Warga yang terkena gatal-gatal dan demam kami suruh berobat di posko," pungkasnya.
Dalam kunjungan siang ini, Septina sempat berdialog dan menyerahkan bantuan pada warga korban banjir. Desa Buluhcina merupakan kawasan yang kerap dilanda banjir tahunan. Kondisi ini terjadi dalam beberapa hari ini, akibat luapan sungai Kampar. "Saya tadi sudah berdialog dengan warga, ternyata ada keinginan warga untuk pindah direlokasi ke tempat aman banjir.
Tapi mereka mengaku tak punya uang, karena itu pemerintah daerah saya harap bisa untuk mencari solusi bagaimana nasib masyarakat. Kasian juga kan kondisinya," kata Septina Primawati. Menurut politisi Golkar ini, apa yang menjadi keinginan masyarakat perlu dibicarakan lebih lanjut. Solusinya bisa saja rumah-rumah di daerah ini dibangun dalam bentuk rumah panggung, atau mungkin juga dipindahkan ke tempat lebih baik. Tapi tentu harus dibicarakan, sehingga masyarakat yang menjadi korban ini terbantu," tuturnya.
Sementara Kepala Desa Buluhcina, M. Ralis T dalam kesempatan itu menyebutkan, banjir di desa tersebut sudah terjadi selama sepekan. Meski tidak tergolong banjir besar seperti tiga tahun lalu, tetapi kehidupan ekonomi warga terganggu.
"Warga terdampak banjir ada sekitar 100 rumah atau sekitar 400 orang. Akibat banjir ekonomi terganggu, karena tanaman tak bisa panen, untuk mencari ikan juga sulit. Kami sangat berharap ada bantuan untuk makanan untuk meringankan warga kami,"ujar Ralis.
Ia mengatakan, selama banjir, warga juga tak bisa memanen. Sehingga mengandalkan kebutuhan pokok yang terbatas. Namun untuk menjaga kesehatan, sudah dibuka posko di Kantor Desa. "Warga yang terkena gatal-gatal dan demam kami suruh berobat di posko," pungkasnya.
Liputan. : (RA/RG/wrc/roc)
Komentar