Riauantara.com | Pekanbaru - Suasana perpisahan siswa/i kelas XII Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 12 Pekanbaru sangat memprihatinkan. Orang tua siswa hanya duduk beralas tikar yang lembab. Padahal, uang tabungan yang dikumpulkan mereka Rp10 ribu perbulan semenjak kelas X (tiga tahun,red) bisa seharusnya dimanfaatkan untuk perpisahan lebih layak.
Dengan kondisi ini, orangtua siswa yang tidak terima dengan kejadian ini sebagian melaporkan kejadian itu kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (P dan K) Provinsi Riau” Kami sudah pertanyakan,kemana uang tabungan anak-anak kami. Sudah 3 tahun anak-anak kami menabung ,masak perpisahan anak-anak kami diatas becek,” bencak Ali Usman selaku orangtua siswa kepada riauantara.com, Jumat sore kemarin.
Lanjut Ali, jawaban dari Kepala Sekolah SMAN 12 Pekanbaru, Ermita,S.Pd, M.M tidak masuk diakal bahwa uang tabungan siswa itu dimanfaatkan untuk kegiatan pelajaran diluar sekolah contohnya pramuka.
“ Ini uang tabungan, kalau tabungan seharusnya dikembalikan saat siswa meminta dan memerlukan uang tersebut kenapa digunakan keperluan lain,Malaset ini namanya,” ujar Ali dengan nada kesal.
Memang sambungnya, uang ini persiswa hanya ratusan ribu bila ditaksirkan Rp300 ribu lebih tapi jika siswa kelas X sampai XII itu jumlahnya ribuan siswa. Jika di kalikan Rp300 ribu di kalikan 1000
orang siswa uang lumayan banyak “ Hal ini sudah termasuk korupsi memperkaya diri sendiri atau kelompok. Kalau tidak bisa di pertanggungjawabkan oleh pihak sekolah, maka tangkap saja kepseknya selalu bertanggungjawab memberikan kebijakan,” pungkasnya.
Terkait masalah ini Ermita ketika dikonfirmasi tidak banyak memberikan komentar. Dan uang itu diakui oleh Ermita dialihkan untuk keperluan
pramuka juga biaya perpisahan kakak kelas dari kelas XII sebelumnya.
Reporter : Tony Chaniago
Komentar