Universitas Al Azhar di Mesir Promosikan Citra Islam yang Lebih Modern | riauantara.co
|
Menu Close Menu

Universitas Al Azhar di Mesir Promosikan Citra Islam yang Lebih Modern

Kamis, 24 Agustus 2017 | 23:03 WIB
RIAUANTARA.COM | ‎Kairo, Mesir, Universitas Al Azhar, sentra penting dari hukum Islam, telah berupaya menggambarkan citra Islam yang lebih modern untuk melawan Islam yang keras sebagaimana yang dianut oleh ISIS, Al Qaida atau kelompok-kelompok militan lainnya.

Upaya otorita berwenang dalam hal keagamaan di Al Azhar untuk mengendalikan fatwa yang dikeluarkan merupakan bagian dari strategi yang digunakan kelompok moderat untuk melawan ulama yang mendukung aksi kekerasan dan kematian.

Teroris militan Islam di Mesir telah meninggalkan jejak kehancuran. Hilangnya nyawa warga tidak berdosa dalam pemboman gereja dan serangan-serangan lain telah mendorong pemerintah berwenang mengutuk ulama-ulama ekstremis Islami yang mendukung aksi kekerasan dan pertumpahan darah.

Ulama-ulama garis keras, seperti ulama pro-Islamis Sheikh Youssef Al Qaradawi, dituduh telah mengeluarkan putusan atau fatwa yang membenarkan pembunuhan polisi, perwira militer dan warga Kristen. Qaradawi mengaku tidak bersalah.

Ekstremis Islam telah meningkatkan aksi kekerasan sejak penggulingan Presiden Mohammad Morsi pada Juli 2013 lalu. Banyak pendukungnya yang dipenjara, sementara sejumlah pendukung lainnya berupaya melakukan aksi kekerasan.

Otorita keagamaan terkemuka di Universitas Al Azhar Mesir, Sheikh Ahmed Tayeb, menilai ulama-ulama Islam yang menyampaikan kutbah tentang aksi kekerasan sebenarnya tidak menggambarkan Islam secara keseluruhan.

“Islam tidak boleh dianggap sebagai agama teroris hanya karena beberapa pengikutnya telah membajak sejumlah tulisan dan salah menafsirkannya untuk membunuh dan menumpahkan darah orang-orang yang tidak bersalah,” ujar Tayeb. 

Presiden Mesir Abdel Fattah el Sissi juga menyerukan untuk mereformasi atau memperbarui Islam sehingga memproyeksikan citra yang lebih ramah.

Reporter : Ernisman, ST
Sumber   : VOA
Bagikan:

Komentar