RIAUANTARA.COM│PINRANG, - Viralnya pemberitaan Basri sekeluarga yang 23 tahun hidup dirumah berlantai tanah dalam kondisi yang hampir remuk. Ternyata, simpatisan mulai mengalir , dan diantaranya keluarga besar PMII Komisariat K.H. ABD. RAHMAN AMBO DALLE (STAI DDI) Pinrang.
Gerakan penggalangan dana dan menyerahkan Langsung bantuan berupa uang tunai dan sembako kepada keluarga Basri di Ammassangang.
" Kalau bukan kita kita siapa lagi yang mau peduli dengan keluarga tak mampu ini (Basri), " kata Suhardi Ketua umum Keluarga besar PMII , " kepada media sosial group Journalis Online Indonesia (JOIN Group) Minggu (5/11/2017) malam tadi.
PMII juga apresiasi warga yang peduli dengan penderitaan saudara kita (Basri) dan keluarganya yang hidup menyedihkan di pondok yang roboh beratap langit dengan berlantai tanah. " Dengan jiwa kemanusiaannya-lah sehingga kita semua bisa merasakan Langsung kebahagian dan kesyukuran dari Bapak Basri sekeluarga.
Untuk itu, PMII Komisariat K.H. ABD. RAHMAN AMBO DALLE (STAI DDI) Pinrang,
berinisiatif untuk menciptakan sebuah program pe- Latihan internal yang mampu menimbulkan jiwa kemanusiaan dan kepeduLian terhadap sesama.
Sebelumnya diberitakan
Keluarga Basri (52) dan Sia (50), Warga Miskin yang tinggal di Amassangan Timur Jalan Andi Sodding kecamatan Paleteang Kabupaten Pinrang Sulawesi Selatan Menanti Bantuan Yang di janjikan Pemerintah.
Diakui Kepala Kelurahan Kaleng Bata,Kecamatan Paleteang Kabupaten Pinrang, setelah viral pemerintah memasukkan rumah Basri , pada program Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni, " Insya Allah bulan November ini, sudah mendapatkan perhatian perbaikan, " kata Jamila, Ibu Lurah Kaleng Bata, kepada Haris, salah satu portal media sosial , dari JOIN group, di Pinrang.
Basri mengakui , perhatian pemerintah , sudah terlihat nyata karena terliat ada pekerjaaan beda-rumah. " Saya udah mulai bongkar rumah saya bersama warga lainnya karena pekerjaan rumah akan dimulai, " aku Basri , Minggu petang (5/11) tadi.
" Saya bersyukur kepada Allah SWT, karena turunnya takdir hingga pemerintah mulai mengerjakan rumah saya dalam bedah rumah, " kata Basri dengan perasaan haru, membayangkan akan tidur dengan keluarganya tidak lagi dalam kondisi tersiram air hujan. Diakhir kata Basri dengan sedih dan linangan air mata mengatakan , tanpa kepedulian wartawan tak mungkin rumah saya dimasukkan program bedah rumah bagi warga tak mampu."
Harapan hidup tenang yang akan dinikmati dari sebuah Rumah yang Nyaris Roboh beralaskan Tanah, di Amassangan Timur kecamatan Paleteang Jalan Andi Sodding Kabupaten Pinrang Sulawesi Selatan, Basri (52) sang istri, Sia (50) , dua anaknya Muh. Akbar (18) Putus Sekolah dan kadang bekerja sebagai tukang batu sementara adiknya Reski (16) Saat ini bersekolah. " Karena Kurnia Allah , rumah kami yang dirasakan penderitaan 23 tahun sementa lagi , kami nikmati dengan kondisi tidak lagi tidur berbasah-basah kutuk dan terimah kasi iya Allah atas restumu kepada hamba yang meski ini," kata Reski yang malu diambil gambarnya. (*)
Penulis : Nasri Aboe/JOIN.
Komentar