Kakek Tua Ini Ingin Menikah Lagi, Kabur dari Rumah, Hingga Terlantar di Jakarta | riauantara.co
|
Menu Close Menu

Kakek Tua Ini Ingin Menikah Lagi, Kabur dari Rumah, Hingga Terlantar di Jakarta

Sabtu, 10 Maret 2018 | 15:53 WIB
RIAUANTARA JAKARTA   ,- Ibarat tua-tua keladi makin tua makin jadi, kakek berusia 85 tahun ini ingin menikah lagi namun tak disetujui anak dan cucunya. Lantaran keinginannya tak terkabul, kakek asal Bengkulu itu pun nekat kabur dari rumah dan pergi ke Jakarta.

Ketika sampai di Jakarta, kakek yang belakangan diketahui bernama Karsimin itu tak tahu hendak ke mana. Hingga akhirnya ia pun telantar dan ditemukan petugas P3S Dinas Sosial DKI Jakarta yang kemudian dibawa ke Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 Cipayung, Jakarta Timur.

"Ketika di panti, petugas men-share keberadaan Karsimin melalui media sosial. Kebetulan ada KTP yg dimiliki sehingga alamat lengkapnya jelas," ujar Syaiman Kepala Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 Cipayung saat dihubungi pada Sabtu (10/3).

Selang beberapa lama kemudian, ada akun media sosial yang mengonfirmasi jika Karsiman itu bagian dari keluarga mereka. Pihak keluarga pun segara menghubungi pihak panti agar bisa segera dijemput dan dirawat kembali di rumah.

"Anehnya keluarga sebenarnya malah senang kakeknya kabur dari rumah. Soalnya dia minta nikah lagi. Nikahnya mau sama yang muda lagi," terang Syaiman. 

Anak-anak Karsimin tidak setuju jika ia menikah lagi. Itu melihat kondisi kakek yang sudah pikun, khawatir malah menyusahkan orang lain. Namun Karsimin tak mempedulikan hal itu, sehingga ia nekat kabur dari rumah.

Ternyata Karsimin belum pernah sama sekali ke Jakarta. Ia nekat ke Jakarta dengan ongkos 400 ribu menggunakan bus. Ketika sampai di Jakarta ia bingung dan kehabisan ongkos. Itu yang membuatnya telantar dan akhirnya dibawa petugas ke panti.

"Karsimin sudah ditinggal istrinya sejak lama makanya hidupnya sendiri dan merasa kesepian. Mungkin itu yang membuatnya ingin menikah lagi," kata Syaiman.

Ia melanjutkan, untuk sementara Karsimin dirawat dan dipenuhi kebutuhannya di panti hingga pihak keluarga mau menjemputnya. Karena menurutnya, perawatan terbaik itu berada di lingkungan keluarga, sedangkan perawatan di panti itu hanya alternatif terakhir.


Reporter        : Bipani


Publis               : M.Kahfi‎
Bagikan:

Komentar