RIAUANTARA.COM | PEKANBARU, - Mendekati pesta demokrasi dari Calon legislatif DPRD Kota,DPRD Riau, DPR RI, DPD RI hingga pemilihan Presiden yang akan dilaksanakan pada tahun 2019 kian terasa.
Pasalnya jelang pendaftaran di KPU seluruh para calon anggota legislatif dari DPRD Kota/Kabupaten ,Provinsi dan lainya pada awal bulan Juni 2018 mempersiapkan kelengkapan formulir pendaftaran menjadi bakal calon anggota legislatif.
Aneh tapi nyata informasi yang dirangkum dari berbagai calon yang sudah melakukan tes di RS Jiwa ada yang berbeda,dalam melakukan administrasi pendaftaran awal pembayaran administrasi tes di RS.Jiwa Rp.145.000.' kemudian menyusul dikenakan jalur khusus pergub Nomor 06 tahun 2015 sebesar Rp. 400.000,-
Dengan adanya perbedaan tersebut membuat beberapa para calon anggota legislatif yang ikut dalam tes di RS.Jiwa sedikit mengkritisi adanya perbedaan pembayaran tes tersebut.
Salah satu calon Ruslan Tarigan.Spd.SH yang mengikuti tes Rohani mengungkapkan kepada riauantara.com kamis (05/07/18).Terkait hal ini,Ruslan Tarigan.Spd.SH meminta kepada instansi terkait untuk melakukan kontrol dan jangan sampai ada terjadi Pungutan liar (Pungli )di RS.Jiwa.
" Saya terkejut saat saya melakukan registrasi di RS.Jiwa tercatat nilai administrasinya sebesar kurang lebih hampir 600 ribuan,sementara teman saya sebelumnya mengikuti tes ini membayar hanya 145.000 Rupiah, yang saya pertanyakan kena apa ada perbedaan,disini kita minta pihak yang berwenang untuk melakukan investigasi terkait adanya Pungutan yang berbeda nilainya" pintanya.
Sekedar informasi, Di kutip dari media riaukepri.com Selentingan selama ini, bacaleg yang sudah mendapat surat waras bisa saja jadi tak waras gara-gara gagal menjadi Caleg. Mereka stres karena dana sudah banyak keluar tapi tak duduk sebagai anggota Dewan.
Lantas, apakah pada tahun-tahun sebelumnya ada caleg yang awalnya waras kembali ke RSJ jadi tak waras karena kalah?
“Kalau itu saya belum tahu. Lagi pula kan itu rahasia ya, yang nggak boleh di-publish, kan ada kode etik kita soal itu,” jawab Nelly dengan diplomatis.
Reporter : Tommy Candra
Komentar