Jubirnas Jokowi Nilai AHY Adalah Pemimpin yang Rasionalistik dan Terbuka | riauantara.co
|
Menu Close Menu

Jubirnas Jokowi Nilai AHY Adalah Pemimpin yang Rasionalistik dan Terbuka

Rabu, 12 September 2018 | 07:56 WIB
RIAUANTARA.COM | Pekanbaru, --- Terkait pernyataan AHY yang membebaskan kader Demokrat untuk memilih dan mendukung capres Jokowi dinilai Jubirnas Jokowi, Supirman, S.Kom adalah sebuah sikap pemimpin yang rasionalistik dan terbuka dan tidak asal perintah namun mengedepankan intelektualitas dan kinerja-kinerja positif pemerintah jokowi

Pandangan AHY terhadap pilihan kader Demokrat yang memilih mendukung Jokowi-Makruf cukup rasional dan langkah politik ini harus dibarengi data dan fakta kebijakan pemerintah yang menguntungkan bagi rakyat. Dan Supirman juga menyampaikan penghargaannya terhadap Agus  Harimurti Yudhoyono (AHY) yang memimpin Demokrat dengan terbuka dan sangat demokratis.

"Yang disampaikan AHY adalah pandangan  rasionalis dan bekerja bukan sebatas mengungkapkan, keburukan yang cenderung mengarah pada fitnah politik. AHY lebih menekankan pada kesuksesan kerja untuk rakyat," ungkap Supirman.

Menurut Jubirnas Jokowi asal Riau ini, langkah AHY yang membebaskan  kader Demokrat pada pilihan  dukunganya baik terhadap Jokowi atau Prabowo ini dinilai  sebagai langkah yang mengedepankan rasionalitas politik daripada berbicara yang bersumber dari berita hoax.

"Dengan sikap kebebasan memilih menunjukkan kualitas AHY sebagai negarawan muda yang layak dipertimbangkan untuk 2024. Kualitas AHY dalam memimpin Demokrat sangat tepat dan tegas dengan mengutamakan kritik yang membangun disertai dengan fakta dan keberhasilan Jokowi yang dirasakan masyarakat," kata Supirman.

Supirman sebagai Jubirnas Jokowi ini berharap, langkah demokratis AHY diikuti partai politik lainnya dan tidak serta merta dukungan partai harus diikuti dengan membabi buta oleh jajarannya di daerah. 

AHY memandang pemerintahan Jokowi telah bekerja maksimal untuk rakyat dan pantas diberi apresiasi  atas keberhasilan Jokowi tanpa menghilangkan daya kritis terhadap kebijakan-kebijakannya yang belum terlaksana.**
Bagikan:

Komentar