Nopember, Masalah Kampus UIT Selesai | riauantara.co
|
Menu Close Menu

Nopember, Masalah Kampus UIT Selesai

Jumat, 19 Oktober 2018 | 21:17 WIB
RIAUANTARA.COM |Jakarta , - Tim dari Kampus Universitas Indonesia Timur (UIT) Makassar hari ini secara resmi bersurat ke presiden terkait adanya sanksi yang diberikan kepada kampus tersebut. Surat tersebut disampaikan melalui staff khusus kepresiden di sekretariat negara Jumat (19/10) sore. 

Selain membawa surat yang akan disampaikan ke presiden, rombongan para petinggi UIT ini juga melakukan pertemuan dengan Riyan Abdullah staff ahli dibidang hukum pada kantor stafsus presiden. Pada pertemuan tersebut Riyan menegaskan jika surat yang ditanda tangani oleh LD2K terkait dengan sanksi UIT dipastikan cacat aturan dan menyimpang. Karenanya masalah ini akan segera dirapatkan dan dibahas karena masuk kategori urgent. 

Ketua Koordinator Forum Advokasi Dosen UIT Dr. Makkah Muharram yang hadir dalam pertemuan tersebut, menegaskan bahwa apa disampaikan oleh ahli hukum di staffus kepresiden semakin menyakinkan mereka jika sanksi atas UIT sudah saatnya dicabut. "Tadi kita sudah bertemu dengan staff ahli bidang hukum dari kantor staff khusus kepresiden,dan kita sudah mendapat kejelasan," ujarnya di kantor sekretarian negara. 

Makkah menjelaskan bahwa menemui staff ahli bidang hukum dan sekaligus menyerahkan surat kepresiden merupakan bagian dari advokasi dalam mendorong penegakan aturan terkait sanksi UIT. Sementara itu humas UIT Zulkarnain Hamson yang juga hadir dalam pertemuan tersebut mengungkapkan bahwa dari pertemuan tersebut,juga sudah ada penegasan jika masalah UIT sudah harus selesai paling lambat 8 Nopember mendatang. 

" dari penegasan pak staaf ahli, dipastikan bahwa masalah ini harus selesai awal november mendatang, dengan demikian kita berharap UIT sudah tidak ada lagi masalah," ujarnya. Dia juga menambahkan jika pihaknya masih akan melakukan pertemuan dengan pihak Kemenristekdikti untuk meminta pencabutan sanksi UIT. Humas UIT ini menyebutkan peran L2Dikti sangat penting dalam membantu kelancaran verifikasi data yang dimaslahkan tersebut. 

"UIT memang dibuat sangat dilematis, karena disuruh memperbaiki diri sementara aksesnya ditutup berulang-ulang," tegasnya. Dia berharap agar pembinaan yang diberikan kepada UIT bernuansa mendidik dan tidak diskriminatif
Bagikan:

Komentar