Pascapenembakan Masjid, Australia Awasi Kelompok Supremasi Kulit Putih | riauantara.co
|
Menu Close Menu

Pascapenembakan Masjid, Australia Awasi Kelompok Supremasi Kulit Putih

Jumat, 22 Maret 2019 | 15:29 WIB
Brenton Tarrant, pelaku penembakan masjid di Christchurch (Foto: Facebook)
RIAUANTARA.CO | SIDNEY - Australia memperingatkan kelompok supremasi kulit putih bahwa mereka berada dalam pengawasan ketat pascapenembakan dua masjid di Christchurch, Selandia Baru, yang menewaskan 50 orang.

Pelaku penembakan, Brenton Tarrant (28), merupakan warga Australia yang menyebut dirinya sebagai pengawal supremasi kulit putih.



Menteri Dalam Negeri Australia Mike Pezzullo mengatakan, kelompok supremasi kulit putih berada dalam radar pengawasan pihak berwenang dan akan menghadapi tekanan pascaperistiwa Christchurch.

"(Departemen) Mendedikasikan diri untuk secara teguh melawan ideologi ekstremis supremasi kulit putih. Anda berada dalam radar kami dan Anda tidak akan bisa memicu perselisihan rasial seperti yang Anda inginkan. Pengawasan dan tekanan yang akan Anda alami akan meningkat," kata Pezzullo, dikutip dari ABC, Jumat (22/3/2019).

Pezzullo tidak menjelaskan soal pengawasan seperti apa yang akan diterapkan terhadap kelompok supremasi kulit putih di Australia.

Lebih lanjut dia mengungkapkan pembantaian terhadap jamaah Salat Jumat itu sebagai peristiwa mengerikan dan akan diusut tuntas.

"Sejak itu Departemen bekerja tanpa henti dengan rekan-rekan kami di ASIO (Organisasi Keamanan Intelijen Australia), AFP (Kepolisian Federal Australia), serta lembaga-lembaga lain untuk membantu teman-teman kami dari Selandia Baru, dalam penyelidikan atas tindakan ini," kata Pezzullo.

Pezzullo juga menanggapi laporan bahwa salah satu pegawai departemannya membantu menuliskan pidato kontroversial untuk Senator Fraser Anning, pria yang menyalahkan muslim atas penembakan di Selandia Baru.

Pezzullo mengatakan akan menyelidiki masalah ini serta menegaskan mereka yang berpandangan ekstremis tidak akan diterima di departemennya.

"Setiap kelompok yang menjelek-jelekkan kaum minoritas, menganggap wajar atau mendorong kekerasan benar-benar menjijikkan," katanya.
(red/sis)


sumber: iNews.id
Bagikan:

Komentar