Jared Kushner/Net
|
RIAUANTARA.CO - Amerika Serikat merilis proposal untuk menciptakan dana investasi global senilai 50 miliar dolar AS untuk Palestina dan negara-negara Arab tetangganya.
Dana investasi itu dirancang untuk menjadi mesin penggerak ekonomi dari rencana perdamaian Timur Tengah versi Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump. Rencana tersebut diunggah di situs Gedung Putih akhir pekan ini (Sabtu, 22/6).
Menanggapi hal tersebut, Presiden Otorita Palestina Mahmoud Abbas menolak rencana ekonomi tersebut serta menolak rencana yang dipimpin oleh penasihat senior Gedung Putih, Jared Kushener, yang juga merupakan menantu Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
"Situasi ekonomi seharusnya tidak dibahas sebelum (situasi) politik. Selama tidak ada solusi politik, kami tidak berurusan dengan solusi ekonomi apa pun," kata Abbas, seperti dimuat Al Jazeera Sabtu (22/6/2019).
Sementara itu, di kesempatan berbeda, Kushner menjelaskan kepada Reuters bahwa pendekatan ekonomi merupakan hal pertama yang perlu ditekankan untuk melepaskan diri dari sisi politik.
"Mari kita biarkan orang mempelajarinya, berikan umpan balik. Mari kita coba untuk menyelesaikan jika kita semua bisa sepakat seperti apa itu jika terjadi perjanjian damai," kata Kushner.
Proposal itu sendiri tidak memuat masalah-masalah politik mendasar seperti pendudukan wilayah Palestina, hak untuk kembali bagi pengungsi dan keturunan mereka dan kedaulatan perbatasan.
Proposal itu hanya menekankan skema ekonomi mencakup 179 proyek infrastruktur dan bisnis, investasi miliaran dolar untuk membangun sektor pariwisata Palestina, dan koridor transportasi lima miliar dolar untuk menghubungkan Tepi Barat dan Jalur Gaza.
Selain itu, disebutkan juga dalam proposal tersebut bahwa lebih dari setengah dari 50 miliar dolar AS akan dihabiskan di wilayah Palestina, sementara sisanya akan dibagi antara Mesir, Lebanon dan Yordania.
Selain itu, dijelaskan pula bahwa beberapa proyek akan berlangsung di Semenanjung Sinai Mesir, di mana investasi disebut-sebut dapat menguntungkan warga Palestina yang tinggal di Gaza yang berdekatan.
Menurut Kushner, rencana ekonomi 10 tahun akan menciptakan satu juta pekerjaan di Tepi Barat dan Gaza. "Itu akan membawa tingkat pengangguran mereka dari sekitar 30 persen menjadi satu digit. Itu akan mengurangi tingkat kemiskinan mereka hingga setengah, jika itu diterapkan dengan benar," klaim Kushner.
Komentarnya memancing kemarahan komite eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (PLO).
"Pertama, angkat pengepungan Gaza, hentikan pencurian Israel atas tanah, sumber daya, dan dana kami, beri kami kebebasan bergerak dan kontrol atas perbatasan, wilayah udara, perairan teritorial, dan lain-lain," kata anggota komite eksekutif PLO, Hanan Ashrawi di akun Twitternya.
"Lalu, saksikan kami membangun ekonomi makmur yang dinamis sebagai orang yang bebas dan berdaulat," tambahnya.
Sumber: rmol.id
Komentar