RIAUANTARA.CO | PEKANBARU , - Jumiadi adalah seorang penjual keliling koran di daerah Panam, Pekanbaru. Di usianya yang sudah menginjak 57 tahun, ia tak pernah mengenal lelah dan berkeluh kesah dalam menjalani hidup. Meskipun penghasilannya dari menjual koran tak seberapa, namun setiap hari ia selalu bersemangat dan gigih dalam bekerja.
Di usianya yang sudah melebihi setengah abad itu, ia harus menahan pahitnya menjalani hidup sendiri. Pasalnya, ia adalah seorang duda yang tidak memiliki anak dan kini harus hidup sebatang kara di sebuah rumah kontrakan yang begitu sederhana.
Sebelum wabah covid-19 meluas di Indonesia, dalam sehari ia bisa mendapatkan upah hingga Rp.23 ribu. Namun kini pendapatannya sangatlah merosot. Dari penghasilannya yang tak seberapa itu, ia pergunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan juga membayar kontrakan.
Belum lagi di era yang serba online, dimana setiap orang bisa dengan mudahnya mengakses informasi dari gadgetnya masing-masing. Namun Jumiadi tetap berjualan koran keliling meskipun sangat sedikit sekali orang yang minat untuk membeli.
Kendati demikian, hal itu tak menyurutkan semangat Jumiadi untuk tetap menjual koran. Sebab hanya dari sanalah Jumiadi bisa bertahan untuk menyambung hidup. "Sedikit yang mau beli, sekarang kan di HP orang sudah bisa lihat, apalagi semenjak corona sepi yang beli koran," ujarnya kepada Relawan Rumah Yatim, Senin (11/5).
Raut wajah Jumiadi seketika berubah saat tim Rumah Yatim memberikan bantuan berupa sembako. Rasa haru dan penuh syukur terpancar dari wajahnya yang sudah sedikit mengkerut.
"Alhamdulillah dapat bantuan dari Rumah Yatim, mudah-mudahan sehat semuanya dari corona," tuturnya.**Ril
Komentar