RIAUANTARA.CO | ROHIL, - Diduga melakukan tindak pidana penipuan, seorang pria separuh baya inisial P (50), warga Dusun VI Gedangan Kecamatan Pulo Bandring Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara,
diamankan Unit Reskrim Polsek Bagan Sinembah Polres Rohil. Pada Rabu 2/12/20. Sekira Pukul 21.30 WIB.
Pria paruh baya itu diamankan petugas atas dasar laporan Polisi korbannya bernama Dedi Misno Setiono Saragih (40) tinggal di Jalan H.R Subrantas Gg.Tukul Kepenghuluan Bagan Batu Kecamatan Bagan Sinembah Rohil, dengan laporan Polisi Nomor: LP/128/XII/2020/RIAU/RES ROHIL/SEKTOR BAGAN SINEMBAH Tanggal 02 Desember 2020.
Kapolres Rohil AKBP Nurhadi Ismanto SH SIK ketika dikonfirmasi melalui Kasubbag Humas AKP Juliandi SH Kamis 3/12 membenarkan adanya penangkapan terhadap tersangka.
"Pada awal bulan November 2020 Sekira Jam 07.00 WIB, terlapor meminta tolong agar diajak bekerja, setelah 3 Minggu pekerjaan selesai kemudian terlapor ikut tinggal dirumah pelapor. dirumah pelapor tersebut terlapor mengatakan ia memiliki kemampuan melihat didalam sumur tempat bekerja sebelumnya ada tersimpan harta karun berupa perhiasaan emas.
Dan terlapor bisa mengangkatnya secara mistis, mendengar hal itu pelapor tergiur untuk memiliki harta karun tersebut, kemudian terlapor mengatakan syarat untuk dapat mengangkat harta karun tersebut harus ada minyak suro yang jika dibeli harganya Rp. 200.000.- per cc, pelapor pun sepakat untuk membeli minyak yang dimaksud dengan memberikan uang sebanyak Rp. 1.500.000.-
Setelah menerima uang tersebut terlapor bersama dengan pelapor pergi menuju Balam Km. 37 Kecamatan Balai Jaya untuk mengambil minyak tersebut, setibanya di alamat yang dimaksud terlapor sempat meninggalkan pelapor di warung kopi, pelapor tidak mengetahui kemana terlapor pergi untuk mengambil minyak tersebut, setelah menunggu selama 15 menit terlapor kembali dengan membawa satu buah buah plastik bening yang didalamnya berisikan cairan berwarna putih yang dikatakan terlapor sebagai minyak suro.
Kemudian kembali ke rumah pelapor, malam harinya terlapor mengajak pelapor dan istri beserta 2 orang anaknya melakukan ritual sesuai arahan terlapor, dan pada saat ritual berlangsung terlapor mengeluarkan 2 buah perhiasan berupa kalung dan gelang yang sebelumnya dijanjikan terlapor yaitu harta dari sumur mertua pelapor, namun perhiasan itu menurut terlapor masih mentah dan masih harus disimpan diatas plafon, hingga tiba masanya dan hanya terlapor yang bisa membukanya.
Keesokan harinya pelapor membawa terlapor kerumah bibi pelapor yang berada di Km. 3 Bagan Batu dan disana terlapor juga mengatakan hal yang sama, untuk itu pelapor menyuruh istrinya yang bernama Sriwati untuk memberikan uang sebanyak Rp. 2.500.000.- Ritual pun kembali dilakukan pada malam harinya dan terlapor mengeluarkan 1 buah perhiasan berupa cincin,
3 hari berikutnya terlapor mengatakan ada harta karun lagi dirumah sepupu istri pelapor yang berada di Kecamatan Silangkitan Kabupaten Labusel dan kembali meminta uang sebanyak Rp. 3.000.000.- ritual pun dilakukan kembali dan terlapor kembali mengeluarkan perhiasan berupa 2 buah cincin.
Setelah itu terlapor pergi meninggalkan rumah pelapor dengan alasan pengajian di Dumai, dan setibanya disana terlapor meminta pelapor untuk megirimkan uang sebanyak Rp. 5.000.000,- dan disitulah pelapor beserta istrinya sudah mulai merasa curiga terhadap gerak-gerik terlapor yang selalu meminta sejumlah uang.
Kemudian istri pelapor berinisiatif untuk mengiming-imingi terlapor dengan cara mengatakan akan menggadaikan surat tanah ke pegadaian agar mendapatkan uang yang dimaksud terlapor, yang mana pada saat terlapor meninggalkan rumah ianya meminjam sepeda motor milik pelapor dan dari situlah istri dari pada pelapor berhasil menyuruh terlapor kembali kerumah pelapor dengan mengatakan " Pulanglah bawa kretaku, besok uangku cair dari pegadaian sebanyak Rp. 7.500.000.- " dan terlapor pun mengatakan akan pulang dan menjemput uang tersebut, mengetahui niat dari.**(Ril/M.Marahot)
Komentar