RIAUANTARA.CO | Kampar - Para peserta Siswa siswi kelas XII IPA SMAN 3 Siak Hulu kali ini mendapat kunjungan dari Program Studi Kimia FKIP UIR tentang Zero Waste Lifestyle Guna Mencapai Lingkungan Bebas Sampah dengan Menerapkan Prinsip 5R (Refuse, Reduce, Reuse, Recycle, Rot).
saat ini penumpukan sampah masih menjadi permasalahan utama di beberapa negara, termasuk Indonesia. Hal ini disebabkan karena kebiasaan hidup masyarakat Indonesia, dimana sampah dinilai sebagai sesuatu yang tidak berguna sehingga harus dibuang.
Namun dalam proses pembuangannya, masyarakat tidak terlalu memikirkan apakah sampah yang dihasilkan tersebut berupa sampah organik atau anorganik. Selain itu, masyarakat juga cenderung tidak memikirkan bagaimana cara pengelolaan sampah dengan baik, sehingga penanganan sampah dengan cara dibakar memiliki persentase terbesar yaitu sekitar 65% dan sisanya dibuang ke selokan, bahkan dibuang sembarangan.
Ketua Tim PKM di SMAN 3 Siak HuluYelfira Sari S Si MSi menjelaskan permasalahan sampah ini dapat menimbulkan dampak negatif, baik terhadap aspek sosial, ekonomi, kesehatan dan lingkungan, dan bahkan juga dapat menimbulkan efek rumah kaca. Bahkan pemanfaatan TPA sebagai salah satu metode pengelolaan sampah juga dapat memberikan masalah terhadap lingkungan. Tumpukan-tumpukan sampah yang terdapat di TPA dapat menyebabkan pencemaran tanah dan air.
Masih diuraikan Ketua Tim, Pencemaran ini dapat menimbulkan masalah kesehatan terhadap masyarakat setempat serta membahayakan spesies-spesies perairan lainnya untuk mengatasi dampak yang lebih luas, dibutuhkan pengelolaan sampah yang sistematis, menyeluruh dan berkesinambungan, baik dalam pengurangan maupun dalam penanganan sampah
tersebut.
Konsep Zero Waste merupakan salah satu cara yang efektif dalam mengatasi permasalahan permasalahan sampah tersebut. Zero waste atau bebas sampah adalah sebuah konsep yang mengajak kita untuk menggunakan produk sekali pakai dengan lebih bijak untuk mengurangi jumlah dan dampak buruk dari sampah. Tujuannya adalah agar sampah tidak berakhir di TPA, menjaga sumber daya serta melestarikan alam.
"Sebenarnya ada beberapa cara yang dapat dilakukan dalam menerapkan zero waste lifestyle ini adalah mengganti penggunakan tissu dengan sapu tangan, membawa tas belanja sendiri ketika berbelanja, membawa bekal makanan dan minuman dalam wadah yang bisa digunakan berulang, membuat kompos dari sampah rumah tangga, dan sebagainya" Jelas Yelfira Sari, S.Si MSi. Minggu (25/09/2022).
Ditambahkan Yelfira, sekolah sebagai miniatur masyarakat bisa menjadi tempat pendidikan pengelolaan sampah sejak dini. Sekolah menjadi elemen terpenting untuk mengubah perilaku hidup bersih dan sehat. Anak usia sekolah dapat menjadi agen-agen kebersihan, baik di lingkungan sekolah, rumah, maupun masyarakat.
Yelfira Sari S Si Msi berharap kegiatan ini dapat memberikan pemahaman terhadap siswa tentang pentingnya memiliki sifat peduli lingkungan serta mengajak siswa agar dapat menerapkan gaya hidup bebas sampah serta para siswa dapat mengajak orang tua, kerabat, serta tetangga sehingga manfaat dari kegiatan ini juga sampai ke masyarakat.
Dalam kegiatan ini Tim PKM ini terdiri dari Yelfira Sari, S.Si., M.Si, Dr. Nurkhairo Hidayati, Prilla Amnestiya, Sari Widianti.(ril)
Komentar