RIAUANTARA.CO | Pekanbaru - Program Studi Teknik Perminyakan Universitas Islam Riau (UIR) menggelar diskusi tentang edukasi kebijakan hulu minyak dan gas (migas) di SMK Perminyakan Kota Dumai. Kegiatan ini bertujuan untuk menambah wawasan siswa SMK terkait kebijakan pengelolaan migas di Indonesia. Diskusi dipimpin Ketua Tim Pengabdian Masyarakat Program Studi Teknik Perminyakan UIR Muhammad Ariyon, anggota Detri Karya dan Fitrianti, diikuti puluhan siswa Kelas III SMK Perminyakan Kota Dumai.
Muhammad Ariyon mengungkapkan sebagian siswa SMK belum memahami kebijakan dalam pengelolaan migas. Menurut Ariyon, sebaiknya siswa tidak hanya dibekali pengetahuan tentang teknik perminyakan di sekolah, namun juga harus mendapatkan informasi mengenai tata kelola bisnis migas. “Saya kira perlu edukasi tentang kebijakan migas sehingga siswa tidak hanya paham teknik perminyakan, tapi juga tahu bagaimana pengelolaan industri ini,” kata Ariyon, Kamis (3/11).
Ia menambahkan kebijakan dibutuhkan sebagai rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis besar dan dasar rencana yang dibuat pemerintah dalam pengelolaan sumber daya minyak dan gas. Kebijakan tersebut dinilai penting karena jumlah cadangan migas sangat terbatas. “Kebijakan migas setiap negara berbeda-beda, disesuaikan dengan hukum dan tujuan dari suatu negara,” kata Ariyon.
Diskusi menggunakan pendekatan partisipatoris dengan melibatkan siswa pada sekolah mitra. Pendekatan yang dilakukan berupa observasi, diskusi dan tanya jawab kelompok mitra, merumuskan masalah dan memberikan solusi. Ariyon menjelaskan tahap kegiatan pengabdian masyarakat ini dimulai dari pelaksanaan kegiatan, penyajian materi, latihan soal pembahasan dan pendampingan.
Diskusi perminyakan dimulai dengan mempersiapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan dalam pelatihan. Ariyon memaparkan materi yang disajikan dalam diskusi ini antara lain definisi kebijakan migas, kebijakan migas di negara industri dan berkembang serta jenis kontrak migas di dunia.
Selain itu, pengelolaan migas pada zaman Hindia Belanda, Orde Lama, Orde Baru, otonomi daerah dan zaman reformasi. “Siswa diberi latihan soal sebagai pendalaman materi mengenai kebijakan migas. Mereka diberikan waktu untuk menganalisis soal hingga menemukan jawaban,” kata Ariyon.
Ia menyebutkan hasil yang dicapai dari diskusi ini, yaitu siswa SMK Perminyakan Dumai mendapat pengetahuan terkait kebijakan pengelolaan migas di Indonesia. Acara ditutup dengan penyerahan buku berjudul Regulasi dan Lingkungan Migas karya Muhammad Ariyon, penyerahan plakat dan cenderamata.(ril)
Komentar