Riauantara.co | Penyelenggaraan ibadah haji 2024 diwarnai dengan cuaca ekstrem yang menyebabkan kematian ratusan jamaah haji. Dalam dua hari terakhir, dilaporkan 577 jamaah dari berbagai negara meninggal akibat heatstroke, termasuk dua jamaah asal Indonesia. Mayoritas korban adalah lansia dengan kondisi kesehatan bawaan.
Data dari Siskohat Kemenag menunjukkan bahwa total 183 jamaah Indonesia meninggal selama musim haji tahun ini, mulai dari Madinah, Makkah, hingga puncak haji di Armuzna (Arafah, Muzdalifah, Mina). Di Mina sendiri, 184 jamaah Indonesia dirawat karena masalah kesehatan, dengan 12 kasus heatstroke, dan dua di antaranya meninggal dunia.
Kasi Kesehatan Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Daker Madinah, Karmijono, menyatakan bahwa kedua jamaah yang meninggal memiliki riwayat penyakit berat. "Kami sudah berusaha menangani, tapi mereka tak tertolong," katanya.
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menyatakan bahwa kuota haji Indonesia untuk tahun depan tetap 221 ribu, sama seperti tahun ini. "Kita mengapresiasi Kemenhaj Saudi yang mengumumkan kuota lebih awal sehingga persiapan bisa dilakukan lebih cepat," ujar Yaqut.
Pelaksanaan haji tahun ini berjalan lancar, meski ada beberapa kendala seperti kepadatan di tenda-tenda Mina. Setiap jamaah hanya mendapatkan space 0,8 meter persegi, yang menyebabkan keluhan berdesak-desakan. "Mina selalu padat sejak kuota kembali normal pada 2017," tambah Yaqut.
Pemerintah Indonesia akan menggelar evaluasi untuk memperbaiki penyelenggaraan haji di masa mendatang dan tetap mengupayakan kuota tambahan untuk mengurangi antrean panjang jamaah.
Artikel ini diakhiri dengan pengingat bahwa pelaksanaan haji selalu penuh tantangan, tetapi dengan persiapan yang baik, jamaah dapat menjalankan ibadah dengan lebih aman dan nyaman.
sumber : ril
editor: AB
Komentar