Keprihatinan Pj Gubernur Riau: Siswa SD di Kampar Terpaksa Belajar di Bekas Toilet | riauantara.co
|
Menu Close Menu

Keprihatinan Pj Gubernur Riau: Siswa SD di Kampar Terpaksa Belajar di Bekas Toilet

Rabu, 12 Juni 2024 | 21:09 WIB
Pj Gubernur Riau, SF Hariyanto


Pekanbaru, riauantara.co | Pj Gubernur Riau, SF Hariyanto, menyampaikan keprihatinannya terkait 18 siswa di SDN 002 Desa Tanjung, Kecamatan Koto Kampar Hulu, Kabupaten Kampar, yang terpaksa belajar di bekas toilet. Hariyanto meminta Bupati Kampar, Hambali, untuk meninjau langsung kondisi tersebut.**


"Kami prihatin, dan akan meminta Pj Bupati Kampar untuk memeriksa situasi ini," ujar SF Hariyanto kepada media pada Rabu (12/6/2024).


Selain itu, Hariyanto menginstruksikan Dinas Pendidikan Provinsi Riau untuk berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten setempat, mengingat sekolah dasar berada di bawah kewenangan Kabupaten Kampar.


"Dinas Pendidikan harus berkoordinasi dengan Pemda dan Dinas Pendidikan setempat," tambah Hariyanto.


Hariyanto juga mengungkapkan adanya laporan tentang sebuah sekolah dasar di Rantau Kasih yang tidak memiliki dinding. Dia berharap ada bantuan dari CSR perusahaan untuk pembangunan sekolah tersebut.


"Terdapat SD tanpa dinding di Rantau Kasih, saya akan mengupayakan bantuan CSR dari perusahaan untuk pembangunannya," jelas SF.


Sebanyak 18 siswa SD Negeri 002 Tanjung, Kampar, telah belajar di bekas toilet selama lima tahun. Sebelumnya, ruang tersebut digunakan sebagai gudang.


"Ruang belajar di toilet sudah berlangsung selama lima tahun. Dulunya ruangan ini adalah gudang," ungkap Plt Kepala Sekolah SDN 002, Apriwardi, kepada detikSumut.


Karena keterbatasan ruang belajar, bekas toilet tersebut diubah menjadi ruang kelas. Namun, ruangannya sangat kecil, hanya berukuran 4x6 meter.


Meskipun bagian dalam ruang belajar terlihat rapi berkat dekorasi dari wali kelas, kondisi atap dan plafon sangat memprihatinkan karena sudah rapuh dan beberapa kali jatuh.


"Bagian dalam terlihat bagus karena didekorasi dengan bunga-bunga oleh wali kelas. Namun, plafon dan atapnya sudah rapuh, kasihan anak-anak yang belajar di sana," tambahnya.


sumber : riliis

editor : ambo

Bagikan:

Komentar