BMKG: Kekeringan Ekstrem Melanda Jawa Timur, NTT, dan NTB Setelah Tiga Bulan Tanpa Hujan | riauantara.co
|
Menu Close Menu

BMKG: Kekeringan Ekstrem Melanda Jawa Timur, NTT, dan NTB Setelah Tiga Bulan Tanpa Hujan

Rabu, 24 Juli 2024 | 08:40 WIB

Editor:  Ricky Sembari 

Sumber : Jawa Pos

Riauantara.co | Rabu , 24 juli 2024 | 08-40

Tiga bulan tanpa hujan, sejumlah daerah di Provinsi Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Nusa Tenggara Barat (NTB) 


Riauantara.co | Setelah nyaris tiga bulan tanpa hujan, sejumlah daerah di Provinsi Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Nusa Tenggara Barat (NTB) mulai mengalami kekeringan ekstrem. BMKG mengonfirmasi bahwa 18 kabupaten/kota dan puluhan kecamatan di tiga provinsi tersebut kini menghadapi kondisi kekeringan yang parah akibat minimnya curah hujan.


Deputi Klimatologi BMKG, Ardhasena Sopaheluwakan, menjelaskan bahwa kekeringan ini berpotensi besar menyebabkan gagal panen, perubahan periode tanam, serta krisis ketersediaan air bersih. Selain itu, risiko kebakaran hutan dan lahan di wilayah NTB, NTT, dan Jawa Timur juga meningkat drastis. Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya langkah mitigasi dan penanggulangan dari semua pihak, baik di tingkat pusat maupun daerah.


- NTT:  Kota Kupang (Kecamatan Kota Raja, Alak, Maulafa, Kota Lama, Oebobo, Kelapa Lima) selama 92 hari tanpa hujan. Kabupaten Belu (Kecamatan Atambua Selatan) selama 91 hari. Sumba Timur (Pandawai, Kahaungu Eti) selama 89 hari tanpa hujan. Sabu Raijua (Sabu Barat, Hawu Mahera) selama 76 hari. Kabupaten Kupang (Sulamu) selama 64 hari.

- NTB: Kabupaten Lombok Timur (Kecamatan Sambelia) selama 88 hari tanpa hujan. Kabupaten Bima (Belo, Palibelo) selama 85 hari. Kabupaten Dompu (Pajo) selama 85 hari.

- Jawa Timur: Kota Probolinggo (Kecamatan Kademangan, Leces, Mayangan) selama 90 hari. Kabupaten Probolinggo (Gending, Sumber, Sumberasi, Kraksaan, Pajarakan) selama 90 hari. Kabupaten Jember (Gumuk Mas) selama 87 hari. Kabupaten Kediri (Ngadiluwih, Kras) selama 87 hari. Kabupaten Pasuruan (Gondang Wetan, Pohjentrek) selama 86 hari. Kabupaten Situbondo (Kapongan, Mangaran) selama 86 hari. Kabupaten Banyuwangi (Pesawaran, Bajulmati, Alas Buluh) selama 85 hari. Kabupaten Blitar (Kanigoto, Wonodadi, Udanawu, Sanakulon, Serengat) selama 85 hari. Kabupaten Mojokerto (Tromilulan) selama 85 hari. Kabupaten Tulungagung (Kalidawir, Karang Rejo, Rejotangan) selama 85 hari.


BMKG menyarankan agar upaya mitigasi kekeringan ditingkatkan hingga September, yang diprediksi sebagai akhir puncak musim kering tahun ini. Langkah-langkah penanggulangan harus mencakup penyediaan air bersih, pengaturan periode tanam, dan pencegahan kebakaran hutan serta lahan. Selain itu, perlu juga perhatian pada potensi peningkatan penyebaran penyakit, seperti demam berdarah, akibat frekuensi gigitan nyamuk yang meningkat selama musim kering.


Kekeringan ekstrem di Jawa Timur, NTT, dan NTB memerlukan perhatian serius dari semua pihak. Langkah mitigasi yang tepat dan terkoordinasi akan sangat penting untuk mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan, memastikan ketahanan pangan, dan menjaga kesehatan serta keselamatan masyarakat.

Bagikan:

Komentar