Personal Excellent dalam Diri Nabi Muhammad SAW | riauantara.co
|
Menu Close Menu

Personal Excellent dalam Diri Nabi Muhammad SAW

Jumat, 26 Juli 2024 | 08:28 WIB

Penulis : Abdulhaque Albantanie, M.E.Sy

Riauantara.co | Jumat,26-07-2024| 8-28


Ust.Abdulhaque Albantanie, M.E.Sy



Pekanbaru, riauantara.co | Manusia diciptakan oleh Allah SWT sebagai makhluk yang terbaik. Namun, manusia bisa menjadi hina jika tidak memanfaatkan karunia yang diberikan Allah dengan baik. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman: "Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai." (Q.S. Al-A’raaf: 179).


Sebagai ciptaan terbaik, manusia harus menunjukkan diri sebagai makhluk terbaik. Menjadi pribadi yang terbaik atau personal excellent tidaklah mudah, namun bukan tidak mungkin. Allah telah mengutus Rasulullah SAW sebagai suri tauladan, dan tugas kita adalah mencontohnya.


Untuk menjadi pribadi yang terbaik, ada tiga kriteria utama yang harus dimiliki:


1.Penampilan yang Terbaik (The Best Appearance)

Penampilan sangat penting dalam menunjang kesuksesan hidup seseorang. Rasulullah SAW selalu menjaga penampilan agar terlihat baik di depan sahabat dan orang-orang yang menemuinya. Penampilan yang baik memberikan kesan positif pada orang yang baru mengenal kita. Hindun bin Abi Halah mengatakan, “Rasulullah SAW adalah seorang yang besar dan tampak lebih besar bagi orang yang memandangnya...". Penampilan tidak hanya mencakup fisik, tetapi juga posisi tubuh, ekspresi wajah, dan cara berpakaian. Rasulullah SAW juga selalu menjaga penampilannya, sehingga orang-orang yang bertemu dengannya merasakan kesan positif.


2.Sikap yang Baik (The Best Attitude)

Sikap yang baik terdiri dari positive thinking dan proaktif. Positive thinking adalah sikap memandang setiap peristiwa dalam kehidupan ini dari sudut pandang yang tepat. Orang yang positive thinking menghadapi segala macam peristiwa dengan sikap positif, melihat segala sesuatu yang terjadi sebagai kuasa Allah yang memiliki tujuan tertentu. Sikap proaktif adalah lawan dari sikap reaktif. Orang yang proaktif tidak menyikapi masalah secara emosional, tetapi dengan introspeksi diri, menggunakan hati nurani dan pikiran rasional, serta selalu memiliki inisiatif untuk melakukan perubahan yang baik dalam kehidupannya.


3.Prestasi Terbaik (The Best Achievement) 


Melakukan segala sesuatu dengan cara yang terbaik adalah kriteria terakhir. Dalam Al-Qur’an surat Al-Mulk ayat 2, Allah berfirman, “Allah yang menjadikan mati dan hidup supaya Dia menguji kamu, siapa diantara kamu yang paling baik amalnya (ahsanu ‘amala).” Manusia dinilai dari amal perbuatannya, bukan dari ras, suku, atau keturunannya. Dalam dunia kerja, ini berarti melakukan yang terbaik terhadap pekerjaan, tidak hanya menjadi rata-rata, tetapi harus menjadi yang terbaik.


Mencontoh Rasulullah SAW dalam penampilan, sikap, dan prestasi akan membantu kita menjadi pribadi yang terbaik atau personal excellent.

Bagikan:

Komentar