Afrudin Amga, Kabid Jalan Raya dan Jembatan PUPR Kabupaten Kampar, menyatakan bahwa pengerjaan proyek tersebut merupakan wewenang provinsi |
Bangkinang, riauantara.co | Protes dari masyarakat terkait pembangunan jembatan di Kelurahan Batu Bersurat, jalan raya lintas Batu Bersurat-Candi Muara Takus, mendapat perhatian dari Dinas PUPR Kabupaten Kampar. Mereka terus berkoordinasi dengan pihak terkait untuk mencari solusi terbaik.
Afrudin Amga, Kabid Jalan Raya dan Jembatan PUPR Kabupaten Kampar, menyatakan bahwa pengerjaan proyek tersebut merupakan wewenang provinsi. Namun, rapat koordinasi telah dilakukan bersama seluruh stakeholder untuk memastikan penggunaan jalan alternatif di Kelurahan Batu Bersurat agar tidak mengganggu pengguna jalan utama.
Amga menegaskan bahwa kerusakan jalan alternatif yang digunakan oleh umum akan diperbaiki oleh pihak terkait. "Kami mengimbau masyarakat untuk menggunakan jalan alternatif demi kelancaran aktivitas sehari-hari," ungkapnya.
Keluhan masyarakat timbul akibat ketidakadaan jembatan di area pembangunan, yang mengganggu mobilisasi angkutan sawit dan komoditas lainnya. Hampir semua sopir dan pemilik mobil menyuarakan keluhan ini.
Selain itu, masyarakat Batu Bersurat juga protes saat jalan alternatif digunakan. Pengguna mobil pribadi merasa risih dengan adanya pungutan sumbangan yang dilakukan oleh sekelompok orang yang mengatasnamakan pemuda setempat.
Beberapa warga, yang tidak ingin disebut namanya, mengeluhkan kondisi ini. "Untuk perjalanan ke Bangkinang atau Pekanbaru, kami kadang harus mengeluarkan uang tambahan sebesar 10 hingga 30 ribu rupiah, seolah-olah ada pajak tambahan," kata salah satu warga.
Dengan solusi yang ditawarkan, diharapkan masyarakat dapat lebih nyaman dalam beraktivitas dan perbaikan jalan alternatif segera terealisasi untuk kelancaran bersama.
Komentar