Penulis : Redaktur
Editor : AB
Riauantara.co | Senin, 05-08-2024| 14:00
Pekanbaru , riauantara.co | Koalisi untuk pembentukan poros ketiga dalam Pemilihan Gubernur Riau masih menghadapi kebuntuan. Setelah pasangan Nasir-Warda diusung oleh Demokrat, Gerindra, PAN, dan PPP serta Syamsuar-Mawardi diusung oleh Golkar dan PKS, partai-partai yang tersisa seperti Nasdem, PDIP, dan PKB belum mencapai kesepakatan.
Informasi yang beredar mengindikasikan bahwa PDI Perjuangan masih berada di antara dua pilihan: pasangan Brigjend TNI (Pur) Edy Natar-H.M Haris dan Abdul Wahid-SF Harianto. Tarik ulur ini menimbulkan klaim dan kontra klaim antara kedua kubu, menambah ketidakpastian dalam pembentukan poros ketiga.
Sebagai partai pemenang Pemilu di Riau dengan kekuatan 11 kursi di DPRD, PDI Perjuangan memiliki posisi tawar yang kuat. Oleh karena itu, partai banteng ini bertekad untuk mengusung calon gubernur dari internal partai.
Sebelumnya, Abdul Wahid menyatakan dirinya siap menjadi bakal calon gubernur dengan SF Hariyanto sebagai wakilnya. Namun, PDI Perjuangan justru menginginkan SF Hariyanto sebagai calon gubernur dan Abdul Wahid sebagai wakilnya. Tawaran ini ditolak oleh Abdul Wahid, yang lebih memilih tetap di Senayan sebagai anggota DPR RI jika tidak dapat maju sebagai calon gubernur.
Kondisi ini menyebabkan koalisi belum terbentuk, dengan belum ada rencana pengumuman dalam waktu dekat. Beberapa kader PDI Perjuangan juga telah terang-terangan menyatakan dukungan kepada SF Hariyanto untuk Pilkada Gubernur Riau.
Dalam Rapat Koordinasi Pemenangan Pilkada di Hotel Aryaduta, Pekanbaru pada Minggu, 4 Agustus 2024, Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto yang dijadwalkan membuka acara justru tidak hadir meskipun sudah berada di Pekanbaru. Acara tersebut dibuka oleh pengurus DPP PDIP, Dedy Sitorus. Dalam sambutannya, Dedy menyatakan bahwa calon gubernur Riau harus berasal dari kader PDI Perjuangan.
"Kita adalah pemenang dengan kursi terbesar, wajar jika calon gubernurnya dari PDI Perjuangan," ujar Dedy Sitorus.
Dalam acara tersebut, Ketua PKB Riau Abdul Wahid terlihat hadir dengan mengenakan baju merah. Sebaliknya, Edy Natar tidak mendapatkan undangan. "Saya tidak mendapat undangan, tadi pagi saya ditelepon Ketua PDIP Riau Zukri mempertanyakan mengapa saya tidak hadir," kata Edy Natar.
Ketidakpastian ini mencerminkan dinamika politik internal dan eksternal dalam upaya pembentukan poros ketiga di Pilkada Gubernur Riau. Apakah PDI Perjuangan akan memilih Edy Natar-H.M Haris atau Abdul Wahid-SF Harianto masih menjadi tanda tanya besar. Yang jelas, keputusan ini akan menjadi penentu penting dalam kontestasi politik di Riau.
PDI Perjuangan memiliki peran krusial dalam menentukan poros ketiga di Pemilihan Gubernur Riau. Dengan tarik ulur antara pasangan Edy Natar-H.M Haris dan Abdul Wahid-SF Harianto, partai ini masih dalam proses mencapai kesepakatan final. Keputusan yang diambil oleh PDI Perjuangan akan sangat mempengaruhi dinamika politik di Riau ke depannya.
Komentar