Dubes Palestina MoU Bersama Umri Program Beasiswa Untuk Anak Palestina | riauantara.co
|
Menu Close Menu

Dubes Palestina MoU Bersama Umri Program Beasiswa Untuk Anak Palestina

Rabu, 18 September 2024 | 08:08 WIB


Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara kedua belah pihak, yakni Rektor Umri, Dr Saidul Amin dan Dubes Palestina untuk Indonesia, H E Dr Zubair Alshun, Selasa (17/09/24)


PEKANBARU,riauantara.co |  Sebagai salah satu bentuk dukungan terhadap perjuangan Palestina menghadapi berbagai kekejaman dan kebrutalan zionis Israel yang tak kunjung selesai, Universitas Muhammadiyah Riau (Umri) menjalin kerjasama di sektor dunia pendidikan dengan Kedutaan Besar Palestina untuk Indonesia.


Kerjasama itupun diwujudkan dalam bentuk penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara kedua belah pihak, yakni Rektor Umri, Dr Saidul Amin dan Dubes Palestina untuk Indonesia, H E Dr Zubair Alshun, Selasa (17/09/24). Melalui MoU tersebut, masyarakat Palestina pun bisa menimba ilmu secara gratis di kampus Umri. Bahkan, Umri pun siap menanggung semua biaya hidup mahasiswanya yang berasal dari Palestina.


"Kami mengundang Palestina dan berdiri dengan Palestina, itu menunjukkan bahwa kami pancasilais sejati. Kami (Umri) menyediakan 10 kuota untuk mahasiswa asal luar negeri yang ingin kuliah di Umri. Terkhusus dari Palestina, kami sediakan lebih. Biaya (kuliah) kami tanggung, kami kasih biaya hidupnya. Tapi tentu kami tidak sendiri, ada Baznas, ada Lazismu dan lain-lain yang tentunya akan ikut membantu," ujar Saidul usai penandatanganan MoU tersebut.


Dia menjelaskan, hubungan Indonesia dengan Palestina memang sangatlah dekat sejak dahulu. Menurutnya negara-negara Arab yang salah satunya adalah Palestina merupakan negara pertama yang mengakui kemerdekaan Republik Indonesia pada tahun 1945 silam. Termasuk juga Mesir.


Kedekatan antara kedua negara itu diperkuat pula dengan histori atau sejarah Palestina. Palestina adalah negerinya para Anbiya dan rasul, kiblat pertama umat Islam dunia pun berada di Masjidil Aqsa Palestina sebelum akhirnya pindah ke Masjidil Haram di Kota Makkah. Selain itu, di Palestina juga lah peristiwa maha dahsyat Isra Miraj terjadi. Dalam perjalanan Isra Miraj tersebut, Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan panjang dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa Palestina, lalu dari Masjidil Aqsa dilanjutkan lagi terbang menuju Sidratul Muntaha untuk menerima perintah sholat dari Allah SWT. Dengan mengendarai Buraq, manusia paling mulia di sisi Allah SWT itu juga ditemani oleh Malaikat Jibril.


Semua histori itu tentunya selalu diingat oleh umat Islam dunia, termasuk di Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Untuk itulah, Saidul menilai Palestina sangat berarti bagi seluruh umat Islam.


"Dalam pembukaan UUD 1945 kan jelas disebutkan bahwa penjajahan di atas dunia harus dihapuskan. Melalui pendidikan inilah, kami memberikan dukungan untuk rakyat Palestina yang mau kuliah. Kami ingin umri menjadi center for excellent untuk dunia pendidikan," singkatnya.


Sementara itu, Dubes Palestina untuk Indonesia, H E Dr Zuhair Alshun menjelaskan, pada hakekatnya bangsa Palestina adalah bangsa yang sedang terjajah, bangsa yang terdzolimi. Kata dia, genosida yang dilakukan Israel terhadap Palestina sungguh sangatlah tidak manusiawi. Sudah lebih dari 40 ribu jiwa tewas terbunuh dan 40 ribu jiwa mengalami luka-luka. Lalu korban terbunuh dan luka-luka, banyak yang terdiri dari anak-anak dan wanita.


"Sekarang yang tersisa hanyalah penderitaan, tidak ada makanan, listrik terputus, puing-puing bangunan berserakan. Maka ini adalah tugas kita bersama mendukung bangsa Palestina. Musuh Palestina bukan hanya Israel, tapi juga Amerika dan negara-negara barat yang mendukung Israel melakukan pembantaian," ujarnya.


Zuhair menambahkan, mahasiswa Indonesia adalah para penerus generasi bangsa. Apalagi bangsa Indonesia merupakan bangsa yang kuat yang sudah terbebas dari penjajahan Belanda pada tahun 1945 silam. Maka dari itulah, bangsa Palestina sangat membutuhkan dukungan dari generasi penerus bangsa Indonesia. Palestina, kata dia lagi, butuh suara yang lantang ke dunia untuk kemerdekaan Palestina.


"Bangsa Palestina itu membutuhkan dukungan di organisasi internasional. Sangat diperlukan dukungan di meja perundingan. Genosida di Palestina ini adalah contoh penjajahan di dunia modern," tutupnya.

Bagikan:

Komentar