Dhani Irwansyah: Walau Curah Hujan Tinggi, Volume Waduk PLTA Koto Panjang Stabil | riauantara.co
|
Menu Close Menu

Dhani Irwansyah: Walau Curah Hujan Tinggi, Volume Waduk PLTA Koto Panjang Stabil

Selasa, 05 November 2024 | 18:59 WIB




PEKANBARU , riauantara.co | Tingkat curah hujan di wilayah Kabupaten Kampar ini mengalami peningkatan dalam beberapa hari terakhir.

Meskipun hujan dengan intensitas ringan hingga lebat melanda kawasan ini, volume air di Waduk PLTA Koto Panjang tetap pada kondisi stabil.


Manajer Unit Layanan Pembangkit Listrik Tenaga Air (ULPLTA) Koto Panjang, Dhani Irwansyah melaporkan, pada pukul 08.00 WIB tinggi elevasi waduk mencapai 74,08 meter di atas permukaan laut (mdpl). Yang artinya, belum menunjukkan peningkatan yang signifikan. Yang ada terlihat dari data tinggi elevasi waduk tercatat pada Selasa (5/11/2024).


"Elevasi ini yang bertahanya sejak kemarin (Senin)," ujarnya kepada wartawan. Meski belum naik signifikan, katanya, curah hujan meningkat dalam beberapa hari terakhir ini memang berdampak pada kenaikan elevasi dan debit air masuk (inflow) dalam waduk sejak Sabtu (2/11/2024).


Pada Sabtu pagi, tepatnya pukul 04.00 WIB, elevasi berada di angka 73,98 mdpl dengan inflow sebesar 57,79 meter kubik per detik (m3/s), yang setara dengan debit air keluar (outflow). Namun, hingga Selasa pagi, inflow tercatat meningkat menjadi 118,66 m3/s.


“(Elevasi) agak naik dari Sabtu ke Selasa. Tapi kita belum tahu perkembangan ke depannya, semua tergantung curah hujan,” jelas Dhani.


Meskipun begitu, tinggi elevasi saat ini masih jauh di bawah batas normal atau Normal Water Level (NWL) sebesar 80,6 mdpl. Dengan selisih 6,52 meter, elevasi waduk saat ini justru lebih dekat dengan batas bawah atau Low Water Level (LWL) di angka 73,5 mdpl.


Menanggapi kondisi elevasi yang masih berada di level rendah, Dhani menyebutkan, kapasitas listrik yang dihasilkan PLTA Koto Panjang dibatasi melalui pengaturan pola kerja turbin.


Saat ini, hanya dua dari tiga turbin yang dioperasikan, sementara satu turbin lainnya tengah menjalani pemeliharaan tahunan atau overhaul.


“Satu atau dua turbin diproyeksi berkapasitas 18 Megawatt (MW) di luar waktu beban puncak (LWBP),” ujar Dhani.


Pada saat beban puncak, kapasitas dua turbin ini mencapai 40 MW (2 x 20 MW). Pembatasan ini dilakukan untuk menjaga stabilitas operasional dan mencegah beban berlebih pada saat inflow belum mencapai tingkat yang optimal.  **Irul

Bagikan:

Komentar