Pekanbaru, riauantara.co | Fatmawati CH, seorang bidan desa dari Puskesmas Pantai Raja, Kabupaten Kampar, berhasil meraih penghargaan Gender Champion 2024. Penghargaan ini diserahkan oleh Pemerintah Provinsi Riau dalam peringatan Hari Ibu yang berlangsung di Gedung Daerah Balai Serindit, Pekanbaru, pada Rabu (18/12).
Kepala Dinas P3AP2KB Provinsi Riau, Fariza, mengungkapkan bahwa penghargaan ini diberikan kepada Aparatur Sipil Negara (ASN) yang memiliki kontribusi signifikan dalam mendukung pengarusutamaan gender. Penghargaan ini didasarkan pada Keputusan Gubernur Riau Nomor KPTS 3774/VII/2024 yang menetapkan kriteria Gender Champion.
"Gender Champion adalah sosok yang aktif mendukung dan mempromosikan kesetaraan gender, sekaligus mendorong berbagai pihak untuk bersama-sama mencapai tujuan tersebut. Penghargaan ini juga menjadi indikator penting dalam penilaian Anugerah Parahita Ekapraya," ujar Fariza.
Fariza menjelaskan bahwa terdapat enam kriteria utama untuk menerima penghargaan ini, yaitu:
- Merupakan ASN di Provinsi Riau.
- Memiliki komitmen besar dalam mempercepat kesetaraan dan keadilan gender.
- Memperjuangkan agar perempuan dan kelompok rentan dapat bangkit dari berbagai tantangan.
- Mengadvokasi hak-hak perempuan dan anak.
- Berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk mencapai kesetaraan gender.
- Mengimplementasikan program pengarusutamaan gender secara efektif.
Fatmawati mengungkapkan rasa syukur atas penghargaan yang diraihnya. Menurutnya, keberhasilan ini tak lepas dari dukungan berbagai pihak yang telah bekerja sama dengannya.
"Alhamdulillah, penghargaan ini adalah buah dari upaya bersama. Kami fokus memberdayakan posyandu remaja sebagai sarana edukasi untuk menurunkan angka stunting," ujarnya.
Melalui program inovatif yang digagasnya, angka stunting di wilayah Puskesmas Pantai Raja berhasil menurun secara signifikan. Kerja sama lintas sektor antara puskesmas, pemerintah desa, dan kader kesehatan menjadi kunci keberhasilan ini.
Fatmawati juga berperan aktif dalam mengedukasi remaja untuk mencegah kenakalan remaja. Salah satu inovasi yang ia kembangkan adalah melatih kader remaja menjadi promotor kesehatan keluarga di lingkungan masing-masing.
"Selain menurunkan stunting, kami juga fokus pada edukasi remaja agar terhindar dari perilaku menyimpang. Kami membina mereka untuk menjadi agen perubahan di lingkungannya," tambahnya.
(kmo/cr)
Komentar