Penjabat (Pj) Wali Kota Pekanbaru, Roni Rakhmat, Pemerintah Kota (Pemkot) Pekanbaru berupaya mencarikan solusi dengan menyediakan tempat penampungan yang layak bagi para pengungsi Rohingya. |
Pekanbaru, riauantara.co | Keberadaan warga negara Rohingya di Pekanbaru belakangan ini mulai memicu keresahan di kalangan masyarakat. Selain sering terlihat berkeliaran di sekitar permukiman, beberapa di antara mereka bahkan nekat memasuki lahan dan halaman rumah warga untuk meminta-minta.
Aksi tersebut semakin menjadi perhatian setelah video singkat yang merekam mereka memaksa warga untuk memberikan buah viral di media sosial.
Menanggapi situasi ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Pekanbaru berupaya mencarikan solusi dengan menyediakan tempat penampungan yang layak bagi para pengungsi Rohingya.
Penjabat (Pj) Wali Kota Pekanbaru, Roni Rakhmat, menyebut salah satu opsi lokasi penampungan yang tengah dipertimbangkan berada di perbatasan antara Pekanbaru dan Kabupaten Siak, tepatnya di daerah Rumbai ujung.
"Rencananya di perbatasan Pekanbaru-Siak, dekat Rumbai ujung. Tapi lokasinya belum dipastikan," ujar Roni pada Kamis (19/12/2024).
Roni menjelaskan bahwa langkah ini merupakan tindak lanjut dari permintaan International Organization for Migration (IOM), organisasi internasional yang menangani pengungsi. Saat ini, terdapat 270 warga Rohingya di Pekanbaru yang biaya hidupnya ditanggung oleh IOM.
Namun, ada sekitar 500 orang lainnya yang tidak terdaftar di IOM dan kini hidup tanpa penanganan, yang sering terlihat berkeliaran dan meminta-minta di permukiman warga.
"500 pengungsi itu belum terdaftar di IOM. Jadi mereka yang sering berkeliaran meminta rambutan, itu berbeda dengan yang 270 orang yang ditanggung IOM. Jadi totalnya ada 770 orang," kata Roni.
Pemkot berencana menempatkan semua warga Rohingya tersebut di lokasi penampungan baru yang jauh dari permukiman warga. Penampungan ini akan dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang dibangun oleh IOM, termasuk kebutuhan dasar bagi para pengungsi.
"Kita harap semua warga Rohingya, baik yang 270 orang maupun 500 orang lainnya, bisa dikumpulkan di sana. Dengan begitu, masyarakat Pekanbaru tidak lagi merasa terganggu," tutup Roni.
(kmo/cr)
Komentar