Sebanyak 24 sekolah dari berbagai tingkatan dilaporkan terpaksa menghentikan kegiatan belajar mengajar akibat banjir. |
Pelalawan, riauantara.co | Luapan Sungai Kampar akibat pembukaan pintu air PLTA Koto Panjang yang disertai tingginya intensitas hujan telah menyebabkan banjir meluas di Kabupaten Pelalawan, Riau.
Dampak bencana ini tidak hanya dirasakan oleh masyarakat, tetapi juga sektor pendidikan. Sebanyak 24 sekolah dari berbagai tingkatan dilaporkan terpaksa menghentikan kegiatan belajar mengajar.
Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pelalawan, Leo Nardo, menyatakan bahwa sekolah-sekolah yang terdampak tersebar di lima kecamatan, yaitu Langgam, Pangkalan Kerinci, Pelalawan, Pangkalan Kuras, dan Teluk Meranti.
"Keputusan meliburkan sekolah diambil demi keamanan dan keselamatan siswa. Selain itu, kondisi fasilitas sekolah yang tergenang air tidak memungkinkan untuk kegiatan belajar mengajar," ujar Leo Nardo.
Leo Nardo merinci dampak banjir di masing-masing kecamatan. Di Kecamatan Langgam, hanya satu sekolah yang terdampak, yaitu SDN 004 Muara Sako.
Sementara di Kecamatan Pangkalan Kerinci, empat sekolah diliburkan, yakni TK Rantau Baru, SD 001 Rantau Baru, TK Kuala Terusan, dan SDN 002 Kuala Terusan.
Namun, kondisi paling parah terjadi di Kecamatan Pelalawan, di mana 17 sekolah dilaporkan terendam banjir, termasuk SMPN 1 dan SMAN 1 Pelalawan.
"Kami menerima laporan langsung dari kepala sekolah di wilayah masing-masing, sehingga kami dapat segera mengambil langkah," jelas Leo.
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pelalawan terus memantau perkembangan situasi banjir. Evaluasi berkala akan dilakukan untuk menentukan kapan sekolah-sekolah dapat kembali beroperasi.
"Kami juga telah berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk memberikan bantuan kepada sekolah-sekolah yang terdampak. Kami berharap banjir segera surut sehingga aktivitas belajar mengajar dapat kembali normal," pungkas Leo.
Komentar